Cerita di Balik Sebuah Gambar

Iyah, memang judulnya lebih pantas itu karena dalam proses pengambilan gambar tesebut butuh perjoangan. Tapi beda kali yaa kalau orangnya gak mau ribet atau beranggapan sebelah mata dengan seni ^^a

Kadang saya suka ngeliat atau pun membaca artikel yang judulnya mirip-miriplah dengan judul post-an saya yang ini. Dimana para instagramer melakukan segala cara untuk memberikan foto terbaiknya untuk mendapatkan ‘like’ dan ‘follower’. Banyak hal yang mereka lakukan dari hal yang menurut saya taboo dan sesuatu hal yang lumrah. Misalkan untuk hal yang berbau taboo, seperti mereka memportontonkan foto yang vulgar atau tidak lazim. Yah, seperti selebgram yang sedang popular itu. Sedangkan yang lumrah memberikan hasil foto seni, yang tidak menimbulkan konflik atau pun contoh yang buruk bagi followernya. Dua cara yang berbeda dengan tujuan yang sama 😁😁

Lepas dari tujuan mereka apa dalam mengambil gambar kece, dibalik kamera itu tidak seindah hasil foto yang dipajang kok. Banyak yang harus dilakukan seperti edit foto, rapihin muka biar cantik, rapihin perut biar ramping atau pun ngebenerin warna rambut biar kinclong. Aslinya ? Beuh~ ancuuur. Sama halnya dengan ketika saya mengambil beberapa foto untuk challenge. Banyak sekali perjoangannya, dari kaki yang harus gak boleh ke ambil gambar lah, cara untuk ngambil sudut fotonyalah dan sebagainya.

Contohnya foto challenge ini, saya harus berada di atas badan suami untuk mengambil sudut foto yang bagus. “Kan bisa ngambilnya dari depan suami ?” nggak bu, ‘bayangan’ badan saya aja bisa menghancurkan ‘keindahan’ dari foto tersebut XD

all credit belongs to @noshiroyuki

Lalu foto ini, saya harus membiasakan untuk mengambil sudut dari bawah dimana kepala saya harus menghadap ke atas, posisi kaki membentuk huruf V terbalik. Mungkin yaa kalau saya hidup di jaman doeloe yang masih menggunakan ‘kamera film’, mayoritas hasilnya gagal >___<v
all credit belongs to @noshiroyuki

Belajar photography emang gak gampang sih, gak cukup punya kamera kece doang, gak cukup hanya sering jalan-jalan doang, gak cukup punya modal banyak buat beli lensa doang. Itu gak cukup.. Butuh waktu, kreatifitas yang tinggi, sama berani nyoba. Saya masih belum apa-apa sih dibanding orang-orang atau pun photographer professional yang fotonya udah diakui dimana-mana. Jalanku masih jauh, tapi bukan itu yang penting. Menikmati segala prosesnya hingga sampai di puncak, itu yang paling penting 😋😋

Anyway, kalau kamu merasa bukan pecinta photography mending tutup artikel ini karena disini saya akan menceritakan betapa menyenangkannya mengambil sebuah gambar. Eh, harusnya di atas yaa saya kasih warning-nya hehe. Maafkan 😖😳

2 komentar:

  1. Setuju mbak.. Aku pengen bisa motrek yang kayak gambar pertama tuh.. Masih gagal melulu.. Minta tolong pak suami sayangnya tangannya kurang terampil.. Hihihi..

    BalasHapus
  2. aku mau foto flatlay ala ala kayak foto yang nomor satu suka bingung sendiri, kenapa gagal mulu, hiks. saya butuh banyak belajar juga nih.

    BalasHapus

Instagram